Home » , , , , » Karakteristik Kondisi Peternakan Ayam Kampung pada Musim Hujan

Karakteristik Kondisi Peternakan Ayam Kampung pada Musim Hujan

Kondisi peternakan ayam kampung pada saat musim hujan tentu berbeda dengan keadaan saat musim kemarau. Curah hujan yang tinggi, suhu lingkungan yang lebih rendah serta kelembaban yang tinggi adalah karakteristik umum pada musim hujan. Ketiganya akan mempengaruhi komponen-komponen pada peternakan seperti air minum ternak, pakan, kandang dan tentu timbulnya bibit penyakit.

1. Air Minum

Peningkatan tingkat curah hujan tentu akan menambah volume air tanah. Namun walaupun jumlahnya bertambah, hal ini justru sering menimulkan masalah baru seperti penurunan kualitas air dan keterbatasan daya serap air oleh tanah.

Penurunan kualitas terjadi secara fisik maupun biologis. Secara fisik yaitu air menjadi keruh, berbau serta bercampur lumpur. Air tanah yang bercampur lumpur akan menimbulkan penyumbatan pada pipa-pipa air minum dan dapat memicu terbentuknya biofilm (endapan pada pipa air minum yang menjadi tempat tumbuh dan berkembangnya bibit penyakit). hal ini akan memungkinkan timbulnya masalah baru yaitu:

Timbulnya genangan air ataupun banjir
Genangan air ataupun banjir sama-sama menimbulkan permasalahan yang cukup rumit. Genangan air menjadi tempat ideal untuk berkembang biaknya parasit (cacing, serangga dan koksidia), bahkan bakteri berbahaya terutama E. coli (bakteri penyebab colibacilosis) dan Haemophillus paragallinarum (bakter penyebab korisa). Hal inilah yang memicu peningkatan penyakit pada saat musim penghujan. Hal bisa jadi lebih buruk jika terjadi banjir.

Pencemaran air tanah oleh bakteri patogen
Banyaknya jumlah air yang masuk kedalam tanah tentu akan mengubah struktur tanah. Dampaknya adalah pori-pori tanah membesar sehingga hal ini memungkinkan air membawa bakteri patogen, misalnya E. coli dari tanah pada lapisan atasnya menuju sumber air tanah. Inilah alasan mengapa sumber air tanah dapat tercemar bakteri patogen seperti E. coli dan berbagai bakteri lainnya.

2. Pakan

Pakan merupakan substrat kaya nutrisi yang juga mudah lembab. Sifat mudah lembab ini menjadi celah untuk tumbuh dan berkembangnya mikro-organisme misalnya jamur. Saat musim hujan, kelembaban udara tinggi (80%) sehingga sangat mendukung pertumbuhan jamur terutama di pakan.

Selain penurunan mutu pakan baik secara kualitas (penurunan kadar nutrisi) maupun secara kuantitas (penggumpalan dan kerusakan pakan), pakan terkontaminasi jamur juga beresiko tercemar mikotoksin. Mikotoksin adalah toksin (racun, red) yang dihasilkan oleh jamur. Fungsi mikotoksin bagi jamur sendiri, masih belum bisa dipastikan. Keberadaannya meningkat mengikuti pertumbuhan koloni jamur.

Dibandingkan itik, ayam relatif lebih tahan mikotoksin. Bagi ayam, mikotoksin menyebabkan kondisi immunosuppresif (gangguan kekebalan tubuh). Kondisi ini menyebabkan ayam mudah terinfeksi bibit penyakit. Meski begitu, ancaman kematian ayam secara serentak bisa terjadi.

3. Kandang

Kandang terbuka (open house) memang membuat ayam rentan terkena langsung dampak musim hujan. Naik turunnya suhu dan kelembaban, arah aliran angin yang fluktuatif, bahkan tampias air hujan yang masuk ke kandang adalah beberapa dampak langsung akibat datangnya musim hujan. Faktor tersebut tentu akan mempengaruhi stamina dan produktivitas ayam.

Pada kandang postal, litter menjadi mudah lembab sehingga rentan menggumpal. Litter yang menggumpal harus dihindari karena merupakan tempat akumulasi ammonia di dalam kandang.

Pada kandang panggung, faktor drainase (sistem pengaliran air, red) di sekitar kandang, letak feses terhadap tanah di sekitarnya dan ketinggian kandang terhadap tanah harus diperhatikan. Genangan air dapat timbul jika drainase di sekitar kandang kurang baik. Terlebih jika genangan air berada tepat di bawah kandang yang juga merupakan timbunan feses. Alhasil, feses menjadi becek dan menimbulkan sejumlah masalah seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya.

4. Bibit Penyakit

Bibit penyakit di musim hujan sedikit berbeda dibandingkan musim kemarau. Penularan melalui udara yang sering muncul saat musim kemarau, memang agak berkurang di musim hujan. Tetapi penularan melalui air minum justru meningkat.

Namun hal ini tidak berarti penyakit pencernaan lebih dominan daripada penyakit pernapasan. Struktur anatomi ayam yang tidak mempunyai sekat pembatas hidung dengan rongga mulut menyebabkan ayam juga dapat terserang penyakit pernapasan melalui air minum misalnya korisa, CRD, AI, ILT dll.

Peningkatan populasi serangga di musim hujan juga perlu diwaspadai. Lebih jauh, hal ini akan dijelaskan di bagian suplemen. Serangga inilah yang membawa agen penyakit di dalam feses ke tempat pakan dan air minum. Berbagai bibit penyakit di dalam feses dapat disebarkan dengan cara tersebut. Terlebih saat musim hujan, telur cacing dan bakteri E. coli memiliki daya ta-han lebih baik saat di luar tubuh ayam.

Terima kasih sudah mengunjungi blog Ayam Kampung Super ini
Semiga informasi yang ada bisa bermafaat

0 komentar:

Posting Komentar

Like us on Facebook
Follow us on Twitter
Recommend us on Google Plus
Subscribe me on RSS